Pemkab Bogor Siap Merelokasi Korban Banjir Dan Longsor

Jakarta - Pemerintah Kabupaten Bogor bersiap merelokasi warga terdampak banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada Januari 2020. Pemerintah telah menyiapkan lokasi baru untuk warga, termasuk telah dibuatkan bangunan tempat tinggal.

Total ada 181 hunian tetap untuk warga Urug, lokasinya tepat berada di area perkebunan sawit, tidak jauh dari kantor desa.

"Karena kita tidak cuma memindahkan orangnya ke tempat baru. Tapi juga harus memindahkan kehidupan mereka ke tempat baru itu,"kata Kepala Dinas Perumahan, Kawasam Pemukiman dan Pertanaham (DPKPP) Kabupaten Bogor, Ajat R Jatnika, Rabu (3/10).

Terlebih warga Kampung Urug, Desa Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor masih memegang teguh adat istiadat, seperti masih menggunakan rumah panggung untuk tinggal dan lainnya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Pemkab Bogor telah menyiapkan 24 unit hunian tetap berupa rumah panggung, tiga unit rumah agung masjid, pasar kampung, klinik kesehatan, lapangan bola hingga leuit untuk penyimpanan beras.

"Jadi yang dibangun tidak hanya fisik rumah saja. Bukan hanya memindahkan penduduk dari lokasi rawan bencana ke lokasi yang baru, melainkan juga membangun kembali kehidupannya,"ujar Ajat.

Dia menambahkan, jajarannya juga akan melibatkan Dinas Pertanian, Holtikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) dalam membangun kehidupan di Kampung Urug 'Baru'.

Setiap halaman hunian baik yang dinding maupun rumah adat panggung akan ditanam pohon buah, tanaman obat atau lainnya hingga masyarakat Kampung Urug tetap produktif. "Kita membangun konsep rumah produktif, ada tanaman khas yang di tanam di halaman rumah,"imbuhnya.

Selain itu dalam pengelolaan sampah, DKPP dibantu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan membentuk bank sampah dan kampung ramah lingkungan.

Ajat sapaan akrabnya menuturkan, Pemkab Bogor mendukung pelestarian adat di Kampung Urug, bahkan, dalam mendesain rumah adat panggungnya, faktor sirkulasi dan udara juga diperhatikan agar bisa hemat energi.

"Pemkab Bogor maupun pemerintah pusat siap mendukung kelestarian Kampung Adat di Kampung Urug, Desa Urug. Sukajaya. Dalam pembangunan huntap adat panggungnya kami juga berkonsep eco-friendly living karena dalam mendesain rumah adat panggung tersebut, kami memperhitungkan faktor sirkulasi dan udara,"tutur Ajat.

Sementara itu Kepala Desa Urug Sukarma menjelaskan alasan mempertahankan membangun hunian tetap berupa rumah adat panggung karena masyarakatnya tidak ingin adat istiadat dari leluhurnya hilang begitu saja.

"Pasca bencana alam banjir bandang dan tanah longsor awal Tahun 2020 lalu, 24 unit rumah adat panggung dan puluhan device leuitnya mengalami kerusakan parah, demi melestarikan adat istiadat dari leluhur, kami pun meminta KemenPU-PR dan Pemkab Bogor mengganti rumah adat dan leuit kami yang rusak seperti sebelumnya. Alhamdulillah, permintaan kami dikabulkan,"jelas Sukarma.

Agar sesuai aturan adat istiadat, ia menerangkan dalam pembangunan hunian tetap adat panggung, leuit dan rumah ageung, warga pun dilibatkan oleh penyedia jasa rekanan KemenPU-PR.

"Kami punya cara atau aturan sendiri alam membangun rumah adat panggung, leuit dan rumah ageung. Alhamdulillah, kearifan lokal Kampung Urug dihargai dan bahkan didukung oleh pemerintah, termasuk tidak melaksanakan pembangunan Huntapnya pada Bulan Maulud. Karena hal itu, pembangunan Huntap pun kami hentikan sementara,"tandasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Berkendara Melawan Arus, Seorang Penggendara Tewas Bertabrakan di Depan TPU Cimanggis

Polisi Minta Agar Tempat Rafting di Ubud Bali Yang Longsor Ditutup Sementara, Untuk Antisipasi Perisitwa Serupa

Hujan Deras Disertai Angin Kencang Robohkan Pohon Dan Memutus Jaringan Listrik Hingga Merusak 9 Rumah Warga