Adanya Peningkatan Volume Air di Salah Satu Danau Gunung Kelimutu

Jakarta - Fenomena terjadinya penurunan permukaan air pada salah satu danau vulkanik di Taman Nasional Kelimutu yaitu, Danau (Tiwu) Ata Mbupu telah mencuri perhatian publik baik di tingkat lokal maupun nasional.

Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu, Hendrikus Rani Siga kepada wartawan menjelaskan, pihaknya telah mengajukan permohonan kepada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian ESDM agar dapat melakukan pengkajian secara ilmiah.

"Fenomena ini mengancam keunikan daya tarik wisata dan berdampak pada animo pengunjung untuk berwisata ke Taman Nasional Kelimutu, sehingga menimbulkan keresahan masyarakat terutama para pelaku wisata,"ungkapnya, Jumat (20/8).

Menurut Hendrikus Rani Siga, Badan Geologi Kementerian ESDM telah mengirimkan surat Nomor: B-221/ GL.06/ BGV/2021 tanggal 28 Juni 2021, yang menyatakan bahwa fenomena penurunan muka air danau kawah merupakan hal yang umum terjadi di gunung api Indonesia maupun dunia.

Hasil peninjauan awal di lapangan yang dilakukan oleh petugas Pos Pengamatan Gunung Api Kelimutu menunjukkan bahwa penurunan muka air terjadi pada satu diantara tiga danau kawah yang ada di Kelimutu yaitu Danau Ata Mbupu atau Kawah III.

Dimana penurunan tinggi muka air danau kawah ini telah berlangsung sejak 6 tahun yang lalu dan penurunan tinggi muka air Danau Ata Mbupu tidak berkorelasi langsung dengan aktivitas vulkanik Gunung Kelimutu.

"PVMBG dapat membantu melakukan pengkajian lapangan dengan batasan untuk mengidentifikasi apakah fenomena penurunan tinggi muka air Danau Ata Mbupu berhubungan dengan aktivitas vulkanis Gunung Kelimutu,

namun demikian PVMBG tidak dapat mengidentifikasi penyebab pasti penurunan muka air danau yang tidak berkaitan langsung dengan aktivitas gunung api,"jelasnya.

Hendrikus Rani Siga menambahkan, selain surat dari Badan Geologi Kementerian ESDM tersebut, Balai Taman Nasional Kelimutu juga melakukan analisis terhadap information curah hujan di Pos Pengamatan Gunung Api Kelimutu dalam kurun waktu 2016-2021.

"Hasil analisis menunjukkan bahwa tahun 2019 terjadi penurunan curah hujan yang cukup signifikan yang memungkinkan terjadinya penguapan atau evaporasi yang cukup tinggi.

Pada dasarnya penurunan maupun kenaikan muka air danau tidak dapat dilakukan hanya dengan kajian vulkanologi saja, namun juga membutuhkan kajian geologi maupun penyelidikan bawah permukaan air danau dengan metode geofisika dan geokimia dengan cakupan location yang cukup luas,"ungkapnya.

Ia menjelaskan, masyarakat Suku Lio masih menjunjung tinggi adat dan budayanya. Kepercayaan yang masih kuat sampai dengan saat ini adalah, bahwa perubahan di tiga Danau Kelimutu diyakini akan adanya bencana atau malapetaka yang akan terjadi.

Seperti yang sempat dialami masyarakat Suku Lio pada gempa bumi dan tsunami pada tahun 1992. Diyakini bahwa sebelum terjadinya bencana tersebut, salah satu danau yang ada mengalami perubahan warna terlebih dahulu.

"Oleh karena itu, Balai TN Kelimutu secara rutin telah memfasilitasi acara pemberian makan arwah (Pati Kaa) di Danau Kelimutu, salah satunya seperti yang dilakukan pada tanggal 30 Juli 2021 lalu.

Pati Ka dilakukan oleh beberapa Mosalaki (pemangku adat) yang tergabung dalam Forum Komunitas Adat Kelimutu, dengan tujuan untuk memanjatkan doa dan permohonan kepada arwah dan leluhur agar seluruh anggota masyarakat dan komunitas adat dapat terhindar dari segala marabahaya atau tolak bala,"ujarnya.

Masih menurut Hendrikus Rani Siga, diluar kepercayaan akan routine tolak bala yang telah dilakukan tersebut, hasil pengamatan secara aesthetic oleh petugas Taman Nasional Kelimutu menunjukkan bahwa saat ini kondisi permukaan air Danau Ata Mbupu telah mengalami peningkatan.

Indikasinya adalah tidak terlihatnya lagi batu-batuan di dasar danau yang sebelumnya tampak pada saat terjadi penurunan permukaan air danau.

"Dari foto terakhir yang diambil pada tanggal 14 Agustus 2021 menunjukkan fakta dan mengkonfirmasi adanya peningkatan permukaan air Danau Ata Mbupu tersebut.

Pihak Balai TN Kelimutu berharap permukaan air Danau Ata Mbupu akan terus mengalami peningkatan sampai dengan ketinggian yang sama seperti kondisi pada tahun 2017 lalu,"tutupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Berkendara Melawan Arus, Seorang Penggendara Tewas Bertabrakan di Depan TPU Cimanggis

Polisi Minta Agar Tempat Rafting di Ubud Bali Yang Longsor Ditutup Sementara, Untuk Antisipasi Perisitwa Serupa

Hujan Deras Disertai Angin Kencang Robohkan Pohon Dan Memutus Jaringan Listrik Hingga Merusak 9 Rumah Warga