COVID-19 Akan mirip Seperti Cacar Dan Demam Berdarah, Inilah Penjelasan nya
Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi, virus Covid-19
kemungkinan akan hidup cukup lama dengan masyarakat Indonesia. Maka dari
itu, pemerintah akan menyusun roadmap untuk mengatur aktivitas
masyarakat karena hidup berdampingan dengan Covid-19.
Praktisi dan peneliti Global Health Safety and security dan Pandemi pada
Facility for Setting and Population Health and wellness di Griffith
University Australia, Dicky Budiman mengatakan, pandemi Covid-19 tidak
akan terjadi selamanya. Bahkan menurut dia, akhir tahun depan pandemi
sudah berakhir. Dunia sudah dapat mengendalikan Covid-19.
Dia mencontohkan seperti hidup berdampingan dengan banyak penyakit
menular lain. Misalnya influenza, demam taishi, demam berdarah, bahkan
jungle fever.
"Jelas pandemi ini tidak akan selamanya, setidaknya dalam prediksi saya
akhir tahun depan dunia paling lambat dunia sudah dalam standing
terkendali. Condition epidemi menurun, sudah bukan pandemi lagi akhir
tahun depan. Indonesia semoga bersamaan. Akhir tahun depan mungkin
pertengahan tahun depan sudah ada negara maju yang lebih dulu seperti
Australia," ujarnya Selasa (10/8).
Senada dengan Dicky, Windhu Purnomo dari Universitas Airlangga,
mengatakan, pengertian hidup dengan infection lama sama seperti hidup
dengan virus lain. Beberapa penyakit menular yang sebelumnya pernah
terjadi sampai saat ini penyakit tersebut masih ada. Sebagian besar
tidak akan hilang, tapi kalau kita terus melakukan usaha untuk eliminasi
maka penyakit ini akan hilang.
"Contohnya dua penyakit menular di Indonesia seperti cacar dan polio.
Namun sisanya masih ada di sekitar kita, ada yang sifatnya pandemi ada
yang endemis," ujarnya.
Dia juga mengatakan hidup berkawan dengan Covid-19 kurang tepat. Jangan jadikan wabah sebagai kawan.
"Endemis saja belum, karena masih jadi wabah. Kalau kita mengatakan
hidup dengan wabah itu merupakan pernyataan bunuh diri. Tetapi ketika
nanti sudah endemis, nanti ukurannya ada bilangan reproduksi, simbolnya
R0 untuk yang dasar dan Rt untuk yang efektif," tuturnya.
Dicky Budiman menjelaskan, lama tidaknya pandemi tergantung dari respon
masyarakat terkait dengan protokol kesehatan seperti testing, tracing,
treatment (3T) serta menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker,
mengurangi mobilitas.
"Tergantung kita semua meresponnya dengan 3T, 5M, Vaksinasi. Artinya
kabar baiknya juga bahwa prevalensi atau angka kasus terinfeksinya juga
menurun seiring dengan jumlah vaksinasi yang lebih banyak, 3T yang
semakin bagus, 5M. 5M inilah yang akan menghantarkan pada perilaku yang
lebih bagus, lebih baik, lebih kuat, ada di 5M pokoknya." ujarnya.
Ia juga menambahkan penerapan 3T, 5M, dan vaksinasi itulah yang akan
mengantarkan negara-negara di dunia ini pada fase akhir pandemi termasuk
di fase awal epideminya sebagai upaya untuk mencegah lonjakan-lonjakan
kasus. Kedepannya, hal ini juga akan berpengaruh terhadap setiap aspek
seperti sosial dan ekonomi.
"Kehidupan sosial dan ekonomi bisa mulai pulih namun dengan jaring pengaman tadi 3T, 5M, Vaksinasi," jelasnya.
Penggunaan aplikasi untuk melakukan guidebook mapping seperti yang sudah
dilakukan oleh beberapa negara maju bisa dan perlu dilakukan sebagai
salah satu wujud penerapan 3T yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Terlebih dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, akan memudahkan
pemerintah dalam mendeteksi penyebarluasan virus yang terjadi.
"Aplikasi screening itu memang harus, saya sudah usulkan ini sejak tahun
lalu. Bahwa digital tracing, hands-on mapping, tracking itu menjadi
sangat penting. Apalagi manusia contemporary ini mobilitasnya tinggi
apalagi penduduk di indo banyak jadi itu yang akan membantu pemerintah
mengefektifkan 3T," ujar Dicky Budiman.
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Covid-19 kemungkinan
akan hidup cukup lama dengan masyarakat Indonesia. Maka dari itu,
pemerintah akan menyusun roadmap untuk mengatur aktivitas masyarakat
karena hidup berdampingan dengan Covid-19.
"Ke depannya mungkin besar bahwa infection ini akan hidup cukup lama
bersama kita. Jadi arahan Presiden kita harus miliki roadmap gimana
kalau ke depannya infection ini hilang butuh waktu sampai tahunan,"
katanya saat jumpa pers online, Senin (9/8).
Budi menambahkan, pemerintah ingin aktivitas masyarakat dan ekonomi
tetap bisa berjalan dengan kondisi yang lebih aman. Maka, pemerintah
akan segera membuat pilot project yang mengatur secara electronic
penerapan-penerapan protokol kesehatan di 6 aktivitas utama.
"Perdagangan modern-day seperti mal, departemen store, perdagangan
tradisional seperti pasar basah atau toko kelontong, kantor dan kawasan
industri, transportasi baik darat laut udara, pariwisata resort resto
event, keagamaan, pendidikan," terangnya.
Budi melanjutkan, protokol kesehatan yang mendampingi kehidupan
masyarakat ke depan bisa benar-benar praktis. Misalnya berbasis digital
atau teknologi informasi (IT).
"Dan udah diputuskan Presiden akan gunakan aplikasi peduli lindungi
sebagai dasar dan minggu depan mulai di beberapa mal kerja sama dengan
asosiasi mal Indonesia," tutupnya.
Komentar
Posting Komentar